Jiwaku tertatih
menyusuri hamparan terjal bukit sunyi
Mencari celah sandaran
gelak tawa ruang hampa bathin
Seperti nyanyian alam yg
mengalun dalam desah lirih
Pelita hati mulai
meredup dalam kepenatan tiada ujung
Tiada melintas harap
dispanjang titian jalan yg terlihat
Tiada tergenggam sisa
impian walau hanya setitik
Kucoba bentangkan tatap
mataku, agar tak rebah mata kaki nurani
Terantuk runcingnya
ujung ujung tajam bebatuan cadas
Jiwa kecilku tak henti
bersenandung dalam lirih,
agar tiada terpejam mata
hati ku dalam lelap
Terus dan terus
melangkah, menyisiri hamparan kelam kegelapan
Hingga tiba masa ku,
menemukan nyala pelita yg sangat kudambakan
Biarlah berlari rembulan
yg sempat menjadi puja
Biarkan jua sang gumintang
meredup tiada cahaya, berlari ke balik pekat
Takkan kupalingkan raut
wajahku, menatap kemilau
Takan ku lambaikan
tanganku, memanggil sinaran yg bersembunyi
Kuhanya akan berjalan,
dan terus berjalan menyusuri sisa jalan ku
Tanpa berbalik arah,
merengkuh kelukaan lagi
= MERPATI =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar