Selepas senja hitam
Gelap tak lagi melahirkan risau
Bimbang rembulan hanya bertajuk
purwa
Tiada memberat beban di pundak jiwa
Membuat nadiku terbahak di puncak
perih mendera
Duka telah menggumpalkan seluruh
isinya
Pada amarah ombak yang kini menjadi
karib
Apalagi yang hendak ditaburkan oleh
pekat ?
Satu dua tetes curahan duka ?
Atau seribu sayatan pedih wajah
kelam
Tak ada bedanya
Telah jenuh sumur jiwa ini menghirup
kepedihan
Lalu meminumnya laksana anggur
nikmat dewata
Apalah artinya setepuk angin yang
mengelus
Jika terpaan badai telah menjadi
kawan disepanjang perjalanan
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar