Selaksa malam menggelar kelam
Ditengah rembulan yg terbaring dalam kebekuan
Legam bayang mu, pekat kenangan mu
Sekelam jelaga hitam menghiasi halaman rumah ku
Dan aku kian tersudut dalam kebiruan rasa
Dan aku kian terjajar di hamparan kehampaan
Lalu bertanya sang angin tentang kesedihan
Kala noktah kelam hitam kehidupan memagut jalinan
Seribu untaian aksara tak mampu selimuti gulana
Terhempas rebah diatas tatanan legam sang kepedihan
Dan aku mulai bergumul dengan seribu kepenatan
Dan aku mulai menyetubuhi kelukaan yg kian merambah
Pada sebaris gerimis yg enggan terdiam manis
Kumasuki kelambu kelaraan
Dimana telah kureguk manisnya secawan derita
Dimana telah kurasakan nikmatnya bersetubuh dengan luka
Kini kurindukan kembali kehangatan senyum ku
Kurindu memacu gurau tawa dalam kerontang
Tlah jenuh hati ini berbusana kelukaan
Dan aku muak menggenggam dirimu, wahai sang laknat kedukaan
Aku ingin tawa ku kembalì, mewarnai jalinan hari ku
=MERPATI=
Ditengah rembulan yg terbaring dalam kebekuan
Legam bayang mu, pekat kenangan mu
Sekelam jelaga hitam menghiasi halaman rumah ku
Dan aku kian tersudut dalam kebiruan rasa
Dan aku kian terjajar di hamparan kehampaan
Lalu bertanya sang angin tentang kesedihan
Kala noktah kelam hitam kehidupan memagut jalinan
Seribu untaian aksara tak mampu selimuti gulana
Terhempas rebah diatas tatanan legam sang kepedihan
Dan aku mulai bergumul dengan seribu kepenatan
Dan aku mulai menyetubuhi kelukaan yg kian merambah
Pada sebaris gerimis yg enggan terdiam manis
Kumasuki kelambu kelaraan
Dimana telah kureguk manisnya secawan derita
Dimana telah kurasakan nikmatnya bersetubuh dengan luka
Kini kurindukan kembali kehangatan senyum ku
Kurindu memacu gurau tawa dalam kerontang
Tlah jenuh hati ini berbusana kelukaan
Dan aku muak menggenggam dirimu, wahai sang laknat kedukaan
Aku ingin tawa ku kembalì, mewarnai jalinan hari ku
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar