Malam ini aku sendirian di dunia, hanya
berkawan kembara
Dan bayangan kekasih bersama kenangannya yg sebengis kematian
Tak ada lagi wajah keangkuhan, tiada lagi potret kebanggaan diri
Hanya air mata jiwa ku yg menandai sendu, bagai titik titik gerimis jatuh memercik
Yang mengalunkan nada nada elegi kepedihan hati
Dan aku tak mampu lagi tengadahkan wajah ku dalam julang raga
Malam kembali menghempaskan rebah raga kasar ku
Diatas peraduan kayu usang dibilik kamar ku, dalam bias cahaya pucat lampu remang
Pada sebaris bayang mu yg kini menggeliat dalam keresahan
Kumasuki kelambu pekat silam bayang bayang kedukaan cinta
Dengan selempang kehampaan yg tergerai, dan seraup jejak dingin di dada
Samar kulihat bayangmu menggigil, dibalik jutaan tetes air yg beterbangan
Seperti tangis yg tergenggam dalam kepedihan
Seperti bunga bunga yg layu tumpah dari jambangan
Kau merintih dalam kelaraan, memandang aku dalam sorot tanya....MENGAPA ??
Dan aku semakin kelu, tak mampu berurai dalam bincang, meski hny sepatah kata
Sebuah kilauan sesal, kembali menghunjam uluhati dng runcing pedihnya
Membuat jiwa ku smakin terjajar rebah dalam sesal kelukaan nan panjang
Malam belum lah beranjak hingga ke penghujung nya
Namun aku di sini, telah tercampakan kerelung terdalam jurang kehampaan silam
Dan bayangan kekasih bersama kenangannya yg sebengis kematian
Tak ada lagi wajah keangkuhan, tiada lagi potret kebanggaan diri
Hanya air mata jiwa ku yg menandai sendu, bagai titik titik gerimis jatuh memercik
Yang mengalunkan nada nada elegi kepedihan hati
Dan aku tak mampu lagi tengadahkan wajah ku dalam julang raga
Malam kembali menghempaskan rebah raga kasar ku
Diatas peraduan kayu usang dibilik kamar ku, dalam bias cahaya pucat lampu remang
Pada sebaris bayang mu yg kini menggeliat dalam keresahan
Kumasuki kelambu pekat silam bayang bayang kedukaan cinta
Dengan selempang kehampaan yg tergerai, dan seraup jejak dingin di dada
Samar kulihat bayangmu menggigil, dibalik jutaan tetes air yg beterbangan
Seperti tangis yg tergenggam dalam kepedihan
Seperti bunga bunga yg layu tumpah dari jambangan
Kau merintih dalam kelaraan, memandang aku dalam sorot tanya....MENGAPA ??
Dan aku semakin kelu, tak mampu berurai dalam bincang, meski hny sepatah kata
Sebuah kilauan sesal, kembali menghunjam uluhati dng runcing pedihnya
Membuat jiwa ku smakin terjajar rebah dalam sesal kelukaan nan panjang
Malam belum lah beranjak hingga ke penghujung nya
Namun aku di sini, telah tercampakan kerelung terdalam jurang kehampaan silam
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar