Senin, 20 Maret 2017

KAULAH SEGALANYA



Gemercik air di atas dedaunan, nyanyikan lagu rindu
Dibatas kembara yg hembuskan sebait denting kenangan
Goresan perih, dari balik luka yg masih menganga
Menggurat pedih, melukis kelam di hamparan pekat langit malam
Memberat membeban, merebahkan kedua pundak jiwa ini

Aku terpasung diantara senja dan fajar, dalam keremangan langit malam ku Hanya berkawan bungkahan sunyi yg enggan jua beranjak pulang
Aku tak pernah tahu tentang makna kesepian
Kala raga mu setia temani kesendirian ku
Dan aku tak jua mengerti, sakitnya sekeping luka
Kala diri mu masih tersenyum mesra, mengurai kasih

Seusai bayang mu benar benar berlalu dari tatap netra jiwa ku
Kusadari sebaris makna tentang kata kehilangan
Sesungguhnya, kau lah arti hidup ku
Sesungguhnya, diri mu lah pengobat semua lara hatiini
Tanpa mu, tiada warna pelangi tersulam di atas langkah
Kerna diri mu lah yg telah melukis segala nuansa keindahan ini

Ketika malam mulai beranjak menjemput fajar
Hati berbisik, wajah mendongak, mengurai sejalinan nafas doa
Semoga relung hati ini tiada bernyanyi hiba
Semoga netra mampu menatap lurus dan menghempas sgala kelam yg menampak



=MERPATI=
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar