Direlung jiwa
ini, angin tak berhembus lagi
Seusai membawa
bayangan mu pergi berlalu,
menghilang dari
tatap netra
Dan diberanda
jiwa ini, tiada lagi nyanyian cinta
Hanya
menyisakan derap hening,
dibalik
lambaian dedaunan malam
Langit
terlepas,
memancarkan
buih buih kelam kepekatan nadi
Menyisakan
ruang hampa, menanti sang malam tiba
Bincang mu tak
mengarak awan putih menari
Aksara mu tiada
mengurai kemilau kejora
bersanding
dalam dendang
Hanya
mematahkan tangkai tangkai pepohonan waru
dihalaman
belakang rumah
Dan segumpal
kepekatan yg kian mewarnai langit malam kita
Meski sayup
sayup masih kudengar erangan perdu liar
yang tertingkap
gelisah
Diluar bilik
jiwaku,
detik
dan rasa telah beranjak pulang
Kembali memaksa
relung bathinku memangku sosok hening
Sebelum bait
pertama pita hatiku menyuarakan nyanyian cinta
Sebelum usai
kata kata yg tersangkut di tenggorokan ku keluar
kusadari ada
selarik khilaf yg tiada tersirat diujung langkah
Yang kutahu
pasti, kesepian kembali memeluk ruang hampa bathinku
Dan sempat
kulihat dalam samar tatap netra ini,
sang kembarapun
masih tertegun diam,
bersikap
kecewa,
bersedih tanpa
desir sapanya
Sedang
pepohonan jatipun merengut dalam kedinginan lambaiannya
Alam seakan
bersatu,
mengekalkan
bayanganmu yg esok mungkin takan ada lagi dalam ingatan ku
= MERPATI =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar