Rembulan penuh, meningkap tabir gelap
pekat malam
Tersudut kita bertekuk, menunduk menggenggam perih hamparan aral
Semilir angin mengiris gamang, membelit kalbu dalam untaian biru
Engkau menggigil tepat di jantung ku, terisak lirih dlm dekapan dingin nya malam Memasung kelam di sekujur mimpi, membuat kita memapak, merebah tanah
Lirih swara malam bisikan nurani ku, bersarang direlung perih dinding kalbu
Tersudut kita bertekuk, menunduk menggenggam perih hamparan aral
Semilir angin mengiris gamang, membelit kalbu dalam untaian biru
Engkau menggigil tepat di jantung ku, terisak lirih dlm dekapan dingin nya malam Memasung kelam di sekujur mimpi, membuat kita memapak, merebah tanah
Lirih swara malam bisikan nurani ku, bersarang direlung perih dinding kalbu
Menggerai wajah kisah smakin layu menatap hamparan hari
Kubuka tangan, kudekap
ragamu disela tangis yg bertabur perih
Tak kuat hati suarakan pergulatan rasa
di relungan benak
Hingga ujar pun tak mampu lagi mencerca,
hanya keheningan yg
kian meronai jagat
Akhirnya jelaga kian menghitam jua,
Keindahan sinar rembulan smakin memudar dalam kiasan kalbu
Keindahan sinar rembulan smakin memudar dalam kiasan kalbu
Cinta kini tiada
lagi bertahbiskan dawai dawai merdu keindahan rasa
Rangkaian perjalanan esok hanya menyiratkan sejuta duri duri tajam penghalang cinta
Ketika sinaran rembulan lenyap terpasung mega mega pekat
Rangkaian perjalanan esok hanya menyiratkan sejuta duri duri tajam penghalang cinta
Ketika sinaran rembulan lenyap terpasung mega mega pekat
Kubelai halus rambut
mu, ku bisikan sebaris kata harap ku
Bertahanlah kekasih, bertahanlah dalam
kesejatian cinta kita ini
Akupun khan selalu menggenggam kesucian cinta kita
ini
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar