Kuncup lara tak merekah, jatuh diharibaan
kelam
Meracik kerontang jiwa, layu dalam guguran rasa
Rentang waktu tiada mampu menikam duka
Mengibas segenggam bahagia, menggeraikan tabir sang kehampaan
Dititian nurani, kebiruan membalur sekujur langkah diri
Duka itu meski tak menjulang, namun tak sirna
Membekas erat di ceruk relungan jiwa terdalam
Mencipta legam, menggurat sebuah noktah hitam kelukaan
Menghias perih di hamparan putih kalbu nan teraniaya
Terurai jelas menampak disetiap hembus nafas jiwa mu
Ingin ku lukiskan wajah sinaran sang bahagia
Diselempang dinding kisi kisi hati nan terkoyak
Lalu kupintal semua rasa dalam wujud segenggam bahagia utuh
Pengganti serangkaian duka dan sesal yg terlewati
Dalam renung hening sekejap ku, kala terik membasuh raga
Kurengkuh seberkas bayangan senyum mu nan lepas
Begitu manis, namun masih terselip guratan wajah sang duka
Maafkan aku yg tlah membuat senyum mu menghilang
Meracik kerontang jiwa, layu dalam guguran rasa
Rentang waktu tiada mampu menikam duka
Mengibas segenggam bahagia, menggeraikan tabir sang kehampaan
Dititian nurani, kebiruan membalur sekujur langkah diri
Duka itu meski tak menjulang, namun tak sirna
Membekas erat di ceruk relungan jiwa terdalam
Mencipta legam, menggurat sebuah noktah hitam kelukaan
Menghias perih di hamparan putih kalbu nan teraniaya
Terurai jelas menampak disetiap hembus nafas jiwa mu
Ingin ku lukiskan wajah sinaran sang bahagia
Diselempang dinding kisi kisi hati nan terkoyak
Lalu kupintal semua rasa dalam wujud segenggam bahagia utuh
Pengganti serangkaian duka dan sesal yg terlewati
Dalam renung hening sekejap ku, kala terik membasuh raga
Kurengkuh seberkas bayangan senyum mu nan lepas
Begitu manis, namun masih terselip guratan wajah sang duka
Maafkan aku yg tlah membuat senyum mu menghilang
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar