Kupanggil namamu berulang kali
Menggemai sepi malam
Merajut detak detak hampa dikisi nadi
Dan angin menghembuskan bayanganmu
Meninggalkan deru gemuruh pekak
Aku semakin terdiam gigil
Mengeja butiran embun jatuh
Yang membasahi lipatan hening renta
Masih kulihat tetes bening air mata mu
Berkilau diantara lekukan daun sobek
Menikam jantungkuku dengan bilah tajam penyesalan
Entah sampai kapan
Kuhirup buih buih tuba sisa kelam perjalanan
Yang tak pernah henti terurai
Dari arakan kenang yang terhembus dari sepi
Aku lelah
Letih diantara sunyi yang merajah
Aku jemu merejam seribu sesal diujung netra
Yang kerap membuat mataku pedih kerna duka
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar