Sabtu, 01 Agustus 2015

ZIARAH karya : Sapardi Djoko Damono

Kita berjingkat lewat

jalan kecil ini

dengan kaki telanjang; kita berziarah

ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita.

Jangan sampai terjaga mereka!

Kita tak membawa apa-apa. Kita

tak membawa kemenyan atau pun bunga

kecuali seberkas rencana-rencan kecil

(yang senantiasa tertunda-tunda) untuk

kita sombongkan kepada mereka.

Apakah akan kita jumpai wajah-wajah bengis,

atau tulang belulang, atau sisa-sisa jasad mereka

di sana? Tidak, mereka hanya kenangan.

Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit

yang akar-akarnya pada bumi keras.

Sebenarnya kita belum pernah mengenal mereka;

ibu-bapak kita yang mendongeng

tentang tokoh-tokoh itu, nenek-moyang kita itu,

tanpa menyebut-nyebut nama.

Mereka hanyalah mimpi-mimpi kita,

kenangan yang membuat kita merasa

pernah ada.

Kita berziarah; berjingkatlah sesampai

di ujung jalan kecil ini:

sebuah lapangan terbuka

batang-batang cemara

angin.

Tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga;

mereka telah tidur sejak abad pertama,

semenjak Hari Pertama itu.

Tak ada tulang-belulang tak ada sisa-sisa

jasad mereka.

Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak

kita dalam dongengan nina-bobok.

Di tangan kita berkas-berkas rencana,

di atas kepala

sang Surya.

 



1967 

=SAPARDI DJOKO DAMONO=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar