bagimu cinta bukan hayalan
bersoal di ujung ranting, cintamu datang sangat tiba-tiba
kita bicara masa dahulu merajut benang-benang asmara
berpantun kita berdua dalam gerimis di tudung senja
senyumlah wahai, kakanda di kanan sebelah adinda
bagiku kasih satu untuk berdua
semenjak ombak bergulung datang
menerpa di rongga-rongga dada
semenjak tombak menghalang rintang
bersua kita di tuba-tuba cuaca
pasir bagimu adalah muara
telanjang kaki menyusur pantai di batas laut warna biru muda
bersama buih di pucuk-pucuk ombak gemuruh
terselip mimpi waktu bertemu saling menawarkan makna
namun dekapmu jarak merentang jauh
manara bagiku jemari kita
suratmu lenyapkan kata, terbaca jelas ketika tiba
kuhapus segara, datang bertubi berganti rupa
apa yang harus kita ulangi lagi membaca
hampir punah aksara di lembar-lembar sejarah buta
/banjarbaru, juli 2007
=ALI SYAMSUDIN ARSY=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar