Setiap terjaga, ia berkata, “Celaka,
kenapa aku terbangun di tubuh yang sama?”
Tapi tidak. Setiap tidur, sel dalam dagingmu
menggeliat mengupas rupa. Selalu ia merasa
ada yang lekat seperti lendir, membelit,
dan terus membelitnya
Setiap terjaga, ia berkata, “Celaka,
kenapa aku terbangun di zaman yang sama?”
Tapi tidak. Setiap tidur, waktu dalam dirimu
berderak memangkas dunia. Selalu ia merasa
ada waktu lain bagai gelambir, menjerat,
menjerat, tak henti mengepungnya.
Payakumbuh, 1998
=GUS T.F.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar