Benturan bumi serta gerakannya yang berubah
Seperti membaca awan langit dan tanda yang
dibawanya
Tapi ke mana?
Kampung, dusun dan desa
Rumah bernaung dari gelisah dan getir hidup
Tanah cinta telah tak ada
Terendam lumpur
Segala
Di tempat pengungsian, rumah sanak saudara, anak-
anak bertanya
“Ibunda, di mana aku dilahirkan?”
“Di negeri indah dekat bencana”
“Bisakah kita kembali ke sana, aku ingin bermain
di tanah lapang dekat rumah”
“Tidak anakku, biarlah hilang tanah kita, tempat
pijakan kaki
dan kubur moyang kita.”
“Kenapa?”
“Begitu dekatnya bencana dengan negeri kita
Jika kita salah pintu dan keliru membuka
Bencana akan menjadi milik kita selamanya.”
Lumpur berkembang, lumpur melebar
Mencari ruang bertahan
Yang tersisa hanya kenangan
Jogja 2007
=EVI IDAWATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar