Aku si pengembara pucat tersesat
berenang lemah di pinggiran Lut Tawar
melihat Bapak perih mengukir tabir batu
satu persatu di kirim ke negeri kepala ratu
dijadikannya ranjang emas biji kopi
tempat pertemuan rasa tubuh Ibu.
Aku si pengembara lugu termangu
menyaksikan upacara agung tanpa mantra
menari suci di pekarangan rumah
biji kopi remuk ditumbuk remuk diteguk
berserah diri pada cangkir porselen milikmu.
Dermaga Takengon, 8 Mei 2013
Embong Malang, Surabaya, 1 Juli 2013
=GOL A.GONG=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar