Beribu kebun kopi memaksa penyair
kerja rodi bagai sapi membuat puisi.
Di kedai kopi tikus rayap berkelahi
berebut memakan kertasnya.
Setiap penyair meminum kopi robusta
satu huruf di kata hilang.
Jika kopi arabika terlalu pahit
kalimat kekurangan kata.
Ketika membubuhi gula rendah kalori
titik dan koma salah ditempatkan.
Akhirnya penyair membakar kedai kopi.
Dia menguburnya di kebun kopi.
: aku menziarahinya
Lubuk Linggau, 8 Juni 2013
=GOL A. GONG=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar