Memandang relung2 kehidupan
Aku tak tahu pasti
Apakah mungkin mendjadi
Seorang tua jang tenang batja koran
Di tengah ribut dunia kebakaran?
Kusaksikan diriku dan kawan2
Sambil makan katjang dan asinan
Memperbintjangkan nasib negara
Sengit berdebat
Penuh semangat memberi perintah
Menentukan haluan dunia.
Tidakkah lebih baik kita tenggelamkan
Segala rumus dan perhitungan di warung kopi
Selagi matahari belum tinggi
Atau kupilih sadja ketenangan kursi gojang
Saban pagi semangkuk susu dan setangkup roti?
Masih pula merasa kuatir
Akan kepastian hari esok: Bukan tak mungkin
Tuhan tiba2 bertitah: Berhenti!
Maka planit2 bertubrukan, bintang2 padam.
Lalu apa jang masih dapat ditjapai?
Sedangkan bumi tak lagi pasti.
Jang tinggal hanja angan2 jang pandjang
Dan kelam. Sedang
Angan-anganpun
Membutuhkan suatu landasan.
Kuteliti tanganku: urat-uratnja, tulang-tulangnja …
Bisa sadja lenjap tiba2. Tak satupun kupunja.
Selain do’a.
1968
=AJIP ROSIDI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar