– mengenang Bunda Teresa
”Tuhan,” katamu, “bersahabat dengan diam
Bunga tumbuh tanpa kata. Bulan bergerak,
tanpa berisik.”
Maka, menyeberang dari kata,
dari gemuruh dan tempik sorak,
dari kasak-kusuk dan teriak,
aku pun melangkah
ke dalam diam:
Kesunyian tumbuh
jadi kata. Diam mengembang
jadi bahasa.
Bumi terus berputar, tanpa derak.
Waktu mengalir, tanpa gericik.
Dan, dalam diam,
pepohonan menggeliat,
batu-batu bernyanyi.
Rerumput tumbuh, tanpa bunyi.
Embun lindap, seperti pencuri
diam-diam datang
merayakan pagi.
Bunda,bagaimana harus kudengar suara badai,
misalnya di Aceh?
Jakarta, 2005
=AHMAD NURULLAH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar