Diam itu udara
mengendap di pohon
menidurkan derkuku
menjentik ranting patah
menyulam rumah laba-laba
Yang petapa menutup mata
Ketika angin membisik duka
mengusap halus ruang
dengan isyarat jantungnya
Serangga berjalan biasa
seolah ia tak di sana
Yang petapa menutup mata
ketika udara menggoda dendam
hanya napas yang lembut
menghembus cinta
Daun pun mengerti
menghapus debu di dahinya
Yang diam.
Yang petapa.
Yang sahabat.
Yang cinta.
=KUNTOWIJOYO=
Kunjungan perdana gan, salam kenal. Jangan lupa mampir gan ke blog saya
BalasHapussalam kenal jua gan.....ok aku akan meluncur ke tempat mu
BalasHapus