Di sudut kotamu yang sendu
tempat ruh nenek moyang menjaga pertempuran
melahirkan bocah telanjang
dekil dan bau kemenyan
matanya silau nyanyian masa depan
Bulan selimut dingin
bertengger di atas jemuran
payung keemasan raja-raja
bocah tumbuh dalam dekapannya
diteteki ketika menangis
lewat alunan sungai yang diaduk-aduk polusi
disuapi ketika lapar
dari puing-puing sampah
Di bawah jembatan ia lahir
besar di jalanan Malioboro
ketika peluit kereta api menjerit
dan derit angkot, bercampur bau tlethong
saat toko-toko berubah jadi plaza
pedagang kaki lima tak lagi bersahaja
Bising kotamu
mengeraskan lengking aleman sinden jalanan
Binar kotamu
mengencangkan senar pemetik sinden jalanan
Senja tak berbentuk
bocah terpaku bermain kartu
lepaskan penat sehari kerja
meski siang jadi tukang sapu
membersihkan labirin pasar beringharjo
yang sepi bau susur aroma dubang
juga sengat ampek keringat petani desa
Bocah pinangan zaman yang terbuang
asing di tengah deru merci
dan kelap-kelip sorot lampu mercuri
keluguannya balik menipu
karena semua sudah membisu
1993
=BAMBANG J. PRASETYA=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar