Berjalan di halaman perkampungan Ilahi
Butiran mimpi yang tercecer hanyalah debu
Tak ada tawa tak ada airmata
Cuma seulas senyum yang gemetar
Melekat pada cuaca yang tergenang
Roh-roh tenggelam di lambung jam. Terpejam
Seperti burung-burung purba menclok
di ranting-ranting senja yang putih
Tak ada gunung tak ada jurang
Tanah mengental tanpa jarak
Seperti sebutir atom dalam ketinggian yang rapat
Sebelum awal waktu penciptaan
Sebelum meledak dan terburai jadi bintang-bintang
Tanah bukit lembah surut ke titik nihil
Antara nol dan minus yang panjang
Bagai barisan molekul berlari di dalam air
tanpa gelas. Bagai darahmerah darahputih mengalir
tanpa jasad
Di perkampungan Ilahi
Tak ada lagi kebisingan
Kecuali nyanyian
Jakarta, 1989
=AHMAD NURULLAH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar