Sepucuk surat yang penuh catatan sunyi
Dikirimkan kemurunganmu dengan sampul jingga
Aku membacanya sambil minum darah bulan
Yang dituangkan langsung dari lukanya di langit
Sejenak aku mabuk dan menari-nari
Menangisi bumi yang terus dikhianati
Sedikit kegembiraan kusisakan untuk kupu-kupu
Yang menandai jejakmu dalam sepi. Di kamarku
Lampu teramat redup untuk jadi petunjuk
Bintang-bintang menyisih ke balik selimut
Dan tenggelam dalam kerumunan mimpi anak-anak –
Aku genggam suratmu dan kubaca fajar yang tiba
Seberkas cahaya seperti menyemburkan kata-kata
Yang membuka sungai lain buat airmata
=ACEP ZAMZAM NOOR=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar