Dan lagu siul itu bersahutan bagai genderang
Mengejar damai yang tak lagi datang merapat
Sepertinya riuhmu tak pernah usai
Sebelum fajar memanggil raga ke peraduan bumi
Dan tetes embun mengukirkan namaku diatas nisan
Mestinya tak kupanggil namamu
Saat ambang senja menyajikan kemilau pesona
Dan angin tak pernah henti membisikkan namamu
Namun gumpalam silam selalu berkelebat di rimbun jiwa
Membakar hasrat, menciumi mesra jasad mimpi yang tertidur
Membuat mataku tak mampu berpaling, menjelajahi keindahanmu
Harusnya kusadari tentang mimpi yang tak layak tersandang
Ketika matahari telah membakar separuh rambutku
Dan kuteruskan langkahku bergegas pergi
Mengendapkan sebaris hasrat terbangkit kebalik perigi sunyi
Lalu tak akan kudengar lagi siulan rindu
Hingga ke penghujung malam
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar