muntahan cahaya kuning di langit lengkung
senja terasa lembut, dan kautinggalkan kafe itu
sebelum seseorang datang ingin meberi tisu
di mejamu
kini meja kafe yang telah kautinggalkan
masih terasa bekas jemarimu, juga setitik airmata
yang telah menjadi bintang
"bintang kecil dilangit yang tinggi, amat banyak..."seorang anak kecil
menyanyikan lagu itu dituntun ibunya memasuki kafe
duduk di bekas kursimu, menikmati juice melon,
cappucino, dan bintang
di bekas mejamu itu
ada yang datang ke mari tanpa membawa tawa,
namun airmata yang telah disimpannya
berhari-hari ditumpahkannya
--anak kecil itu berkhayal menjadi dewasa--
duduk seperti kau termangu, mencangkung bagai kau yang tengah melamun
menunggu kekasih tiba --tapi hingga lebih waktu, yang dinanti tak juga kunjung
hingga kau pun pergi membawa kembali sepi
sampai adzan berlalu
hatimu bertalu-talu!
--berapa waktu telah kaubuang, wahai?--
solaria, akhir oktober 2009
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar