waktu selalu tak abai. Ia merekam segala geraksegala lirik,
meski aku diam-diam hendak membunuhmu seusai
ciuman dan senyuman: pagi tadi, malam-malam lalu….
tapi kau tak pernah sedih melihat waktu terus mendaki
lalu tergelincir di balik matahari tenggelam. Di bagian barat
tubuhmu, sudah kutandai seluruh berkas
-- segala sisa jemariku –
akan kausebut apa lagi, bahkan akan kaucatat dengan apa
segala percintaan dan pertikaian? di bawah menara ini (mercusuar?)
matahari tetap jalan, bayang-bayang hilang
dan aku-kau masih bersitatap
seperti menanti malam mendekap
simpan suara ganto di hatimu yang papa
sebelum kerbau-kerbau itu benar-benar datang
membawakan padamu lenguh panjang
kita akan rebah
selamanya istirah
bukittinggi 1997, 2003
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar