Malam tak jua melemparkan senyum
Meski semak semak basah selalu mendesahkan bulan
Di bumi yang hangus kita tak henti bertanya
Tentang bahagia yang tak pernah menaut ruang waktu
Tentang bungkahan mimpi kita yang terselip dibalik bantal
Juga tentang rindu yang kini hanya menyapa dalam luruhan
Terbit gemersik semu di pucuk pucuk cemara
Merayu jejak yang tak kekal, membasuh luka sesaat
Menggemakan sisi kesepian pada riuh angin
Namun hanya bimbang kalbu yang terlahir oleh cidera
Darah mimpi telah tertanam diladang doa dan airmata
Membatu di jiwa, mengeras di empat penjuru bumi
Malam mendamparkan bunga bunga daun luruh
Halaman jiwa kita kian mengerang senyap di lubuk terpendam
Di bumi yang gelap ini, kita masih tak henti bertanya
Tentang bait penantian yang semakin tak pasti dimakan renta
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar