di pinggir pagi,
sesaat lagi sampai sungai
batu-batu itu kaupilih
dari serpih-serpih
kalimatmu yang pipih,
padahal kemarin malam
kau mengadu, suaramu mengaduh
terdengar hingga peraduan
bergoyang…
ah, tidak. kutahu itu gempa
menumpahkan ranjangmu
yang menjelma laut berahiku
ingin kuhunus parang
malam-malam ganggang
sekelebat bayang
tampak mengambang
di muka sungai
“sampai tulangbawang
adakah hidupku tertulis
sebagai sejarah pula
sebagai risalah,
silsilah?” kujeritkan
kecewaku,
sebab sejuta pendatang
hanya jadi pembangkang
makan lalu berak
lalu muntah
atau meludah
di sini
2003/2005
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar