aku mau kau tak meninggalkan kursi
sampai angin benar-benar susut
dan aroma selimut masih
meruap dari kamar tidur
mungkin sisa dengkur
-juga desah dan gelisah-
masih terkenang
sebagai angan
yang menjelma tangan
-melilit di lehermu,
sebagaimana malam
yang juga melingkar
kemudian rebah-
kini sisa desah
dan bibir yang basar
mengucap-ucap hujan,
tawa panjang,
menutup pandang
aha! jalan yang tadikah
kembali kita susuri
mencapai pulang?
November—Desember 2005
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar