telah kusimpan rinai terakhir hujan senja tadi
untuk kenang-kenangan bagimu yang kini terlelap
agar dalam mimpimu tak ada lagi hujan
yang membuat kota-kota tergenang
atau langkah yang urung menjelajah ruang-ruang
di ujung jemariku rinai hujan terakhir
semakin membeku, seperti pecahan
permata. untuk
cincin, betapa manis jemarimu
lalu hujan yang kemudian tiba lagi
kutadah dengan telapak tanganku
dan kini menjelma tempayan,
bagimu berenang-renang
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar