Rabu, 14 Oktober 2015

TAK KUSEBUT BUNGA karya : Isbedy Stiawan Z. S

tak bisa kusebut ini bunga ketika kau petik tangkainya lalu kau buang
dalam nyala api. kurasakan kini aroma sangit dari wajah kuyup oleh
air mata. juga sedu dan sendu; --masih tinggal sebutir peluru lagi
yang belum kaucabut dari tubuhku-- tapi aroma bunga tak sesedap
senyap, bau asap, amis tubuh, anyep wajah-wajah yang menunduk
mengelilingi pembaringan.

‘ah, wajah Tuhan seperti membayang. wajah lain yang selalu
menggoda, merayu agar meninggalkan pembaringan yang amat
kukasihi. terbang. tapi, ke mana sedang sayap aku tak punya.
sedang jalan sudah lama membelokkan aku jadi sasap,” aku mengadu,

jangan sedih lalu merajuk. “tiga dara yang berdiri menatapmu dari
balik jendela di lantai dua itu, tak akan pernah beranjak sebelum
kau berlagak. daun-daun kelapa sebagai rumbai, mengarakmu pergi.”

kita memang tak pernah akan sama. di pembaringan ini saja, kau menatapku
layaknya bukan sebagai teman kencan. hanya seteru, dan kau akan
membunuhku!

“maka tujahlah aku, hisaplah darahku jika kau haus karena air
sudah habis dari sumur-sumur bor ataupun minyak yang kian kering
sebab dialirkan ke tangki-tangki bendera lain negeri!”

aku sudah lupakan kau
maka izinkan aku lelap di pembaringan ini
tanpa lagi mengingatmu, meski suatu kali
kau pernah duduk di sebelahku…



2009
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar