aku ingin kau yang memberi judul
sebab burung itu keburu meninggalkan
sarang, dan aku hanya menatap lengang
jika kau kini tengah menghirup udara di kota lain, ingat selalu aroma napasku yang pernah singgah
beberapa waktu. juga candu rokok, wangi rambut, atau tarian tanganku sebagai penari di panggung:
di tuibuh yang selalu mengirim peta ihwal kota sungai belantara rumputan senyum burung lelalmpu
dan kupukupu. ingatlah pula bagaimana aku menjaga kepercayan dan kau selalu jujur -- untuk
sementara ini -- betapa pun kutahu, mungkin masih ada rahasia dalam saku bajumu atau
kerudung?
di dalamnya, kulihat burung yang tiap saat terbang menggaris cakrawala maupun singgah di ranting
baru dan asing. "kaukah burung itu, selalu suka pada ranting baru?"
namun, kau selalu yakinkan aku, ke mana pun burung terbang akan kembali ke sarang. dan kau, katamu
padaku, adalah sarang paling menyarang. karena di sarangku kau berkicau: menyanyikan syairsyair
riang -- aku tahu, meski tak semua bisa kau beri tahu --
karena kau tetap perempuan, burung yang berkicau padahal murung. yang selalu diam di sangkar,
padahal kau tengah merindukan alam. sebab itu jangan lukai aku dengan patukmu diam-diam...
biarkan kunikmati seluruh sarang dan warna sayapmu. biarpun aku luka, darahnya akan sampai juga padamu
2 Maret 2011 (pukul 18.30)
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar