Telah kulayari laut, sungai. Telah kuceburi kali,
selokan, parit-parit, yang mengalir
dalam tubuhmu. Kupelajari segala jenis kerikil,
batu-batu; biji-biji emas, dan ikan-ikannya
Tetapi, sungguh engkaukah itu
Sungguh kaukah yang berdiri tersenyum di dalam waktu?
Mungkin bukan. Mungkin kau cuma bayang-bayang
pikiranku. Kususun dari rasa-rasaku –
Kau hasil rajutan sebuah pikiran
Kau percik perasaan.
“Hallo! Kaukah itu. Sungguh kaukah yang berdiri
di depan pintu?” Kau yang baik, kau yang dungu?
Kau yang suci, yang berdebu? Mungkin bukan.
Kau angin yang berdesir, air yang bergerak,
kau batu yang berjalan
dalam diam: Kau tak bulat. Kau tak selesai.
Telah kulayari laut, sungai. Telah kuceburi danau,
rawa-rawa, parit-parit, yang bergericik
dalam tubuhmu.
Tapi, kadang kau tak ada
Kau cuma jejak.
Jakarta, 2005
=AHMAD NURULLAH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar