Rabu, 15 Maret 2017

AMARAH

Di ruas bincangnya menyala dendam
Mengutuk pada kisah bumi lampau
Seribu cerca bergulir
Membakar panas rongga dada terhimpit
Tiada nyanyian mencipta luruh
Hanya semakin membuat bara menggelegak
Menjelma dalam geram puisi yang menyala


Disetiap aksaranya menyungkai amarah
Melukis kesumat sepanjang bait tercipta
Wajah kehidupan dunia telah menikamkan
Ribuan belati tajam yang mengoyak nadi
Melelehkan buih buih rasa pada bejana kebencian
Yang dia tahu dibalik tawa tiada kemanisan
Hanya sekawanan wajah dusta dibalut semu

Disepanjang ruang waktu
Dia berjalan diatas wajah angkara
Sesekali kenangan muncul
Menyalakan kembali bara yang tak pernah padam



=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar