Dari goresan tinta-tinta penyair kekasihku muncul,
melayang di antara rembulan yang melamun dan singgah di dada matahari.
Matanya yang tajam membunuh,tapi tak meluluhkan tulang belulang.
Dan wajahnya yang cantik menyatu pada bayangan hantu-hantu malam,
namun tak membodohi.
Kekasihku berdendang di iringi suara genderang,
lalu jadilah Rumi tergoda dan menari.
Kekasihku merayap diatas rerumputan,
bangun dan melangkah memasuki rumah-rumah perindu.
Menangkap khayalannya dan mencuri mimpinya,
lalu jadilah Gibran jatuh hati dan patah hati.
Rambutnya yang halus dan langkahnya yang anggun
seperti kawanan domba dan rusa; yang menuruni perbukitan.
Lembut jemari tanganya tak terbandingi Nil yang menyusuri garis tanah bumi.
Dan jiwanya yang membentang mengitari cakrawala,tanpa batas-tanpa membatasi.
Riangnya dan gemuruh tawanya memantapkan khusyuknya sawah dan padi-padi.
Namun gema tangis dan kancing-kancing tirai air matanya
tak pernah kulihat,tak mampu ku terjemahkan.
=RAMADHAN AL FATIH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar