akankah kutinggalkan ini rumah dan tanah
ketika orang-orang datang menggebah?
lalu hujan pun tumbuh di sini, hidup dari petaka.
seperti ahasveros, aku pun tak lagi tahu di mana
rumahku. bahkan untuk mengenal warna jendela,
dan halaman bagi pohon sebagai penanda jika aku sasar
tak lagi ada alamat ibu. atau lenguh anak-anak saat
bermain petak umpet maupun gundu. mereka sudah tahu
mana jalan menuju rumah dan mana tanah terbuka. langit
akan setia menjaga, kecuali hujan dan terik: “jangan tampik
hidupku,” kataku agar ditiru anak-anak
cukuplah sebagai urban. dari rumah yang dibangun
dengan peluh dan dijaga sepenuh darah. meski akhirnya
kau gebah, tak menjadi orang usiran
di kota ini, aku pernah dilahirkan…
2008
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar