Aku menunggumu ditepian senja-senja berlalu,
ketika langkah telah menyisakan buih-buih alam khayalan.
Menjemput pada puncak-puncak malam
yang merasuki tulang belulang,
meski isyaratmu pun tak tersentuh kalbuku.
Di ambang pagi itu aku menunggumu,
bahkan...
ditengah siang mengeroyokku aku masih beribu harap menantimu.
Hingga kini mungkin kau hanya diam mengawasiku,
membiarkanku berlari,
melangkah
sampai merangkak
dan terperangkap dalam semak belukar.
Bila tak kulepaskan belenggumu
dengan kepasrahan ini,
maka
akan kumerdekakan cintaku
hingga datang pernyataan MU
memisahkan
roh
dan
jasadku.
=RAMADHAN AL FATIH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar