Bulan-bulan yang berlalu telah cukup memandikanku dalam perenungan panjang,
menerima nasehat Tuhan dan melepaskan kegaduhan duniawi.
Hari-hari telah cukup kutangisi dan waktu-waktu yang bengis pun telah cukup menawanku.
Itu adalah benih-benih pengetahuan yang kutanam dengan tangan bergetar
dan bibir penuh ratapan. I
nilah ranum buahnya yang kupanen sebagai lambang kesabaran.
Apa kau pikir bahwa kemarin aku telah mati terkubur dalam kekalahan?
Tidak seperti itu wahai saudaraku,
karena Tuhan memberikan petunjuk-NYA yang nyata
ketika kuhaturkan lukaku dalam keikhlasan.
Ini adalah jiwaku yang baru,namun bukan lahir dari yang mati dan tidak sekalipun
akan membunuh sebagai pembalasan.
Karena hari ini aku datang dari kemenangan untuk membawakan obor padamu,
supaya kau dapat melihat jalanmu sekaligus mengantarmu pada Tuhan yang satu.
Sebab dunia yang kau dewakan itu hanyalah sumur begitu dalam,
sementara di dasarnya hanyalah tanah kering yang menyuguhkan keanehan teramat nyata.
Inilah yang kusebut makna kehidupan,yakni rendah diri dan menyerah
untuk kembali pada Tuhan itulah kemenanganku.
Jika kemarin aku memilih diam kepadamu,itu bukan berarti aku takut kepadamu,
duhai sahabatku?
Namun aku tak memiliki perkataan apapun yang lebih baik,
sementara hatiku menahan kesedihan terhadapmu yang mencari kepuasan duniawi.
Sehingga kau memberikan tuduhan-tuduhan kepada sesamamu
dengan menggalang opini kebenaran,
agar dirimu senantiasa mencumbui harta
dan kemewahan yang berada dalam rasa aman lindungan syaitan.
=RAMADHAN AL FATIH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar