hanya senyummu setelah itu benar-benar sepi ketika kutanya
apa arti sajak bagi hidupmu. dan gunung-gunung memuntahkan isinya
serupa lempengan emas, cambuk api membakar tiap pijakan:
inikah sajak, tanyaku lagi, tiap baris-baris kalimat panjang kau pajang
figura berlapis kaca dan terbayang hambur di sana
aku mengalir ke dalam baris-baris kalimat yang panjang itu seperti
memasuki tiap senyummu dan sedebar sepimu: di mana sajak?
inilah sajak, katamu berani, sambil menunjukkan kalimat-kalimat panjang
nama-nama tempat dan alamat-alamat tak jelas; kota yang dihilangkan,
ibar yang dihanyutkan ke dalam kota: kau yang tak lagi bertahana
2007-2008
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar