saat langit-langit di atas sana menciut
malam datang disertai kelamnya
mungkin engkau telah ada di sana
jauh terpisah dari pelukanku
bau wangi bunga menyentuh hidungku
dalam kamar di mana kau berbaring,
adinda,
beku nadimu menyentuh sukmaku
kemarin masih kau alunkan lagu bintang kecil
kemarin boneka-boneka itu masih tidur dalam
pelukanmu
kini,
sunyi sepi meraupi waktu yang berdetak cepat
dengarlah, dinda
burung kuk kuk lonceng kita berbunyi
dengarlah, adinda
kuberlagu nina bobok di sisimu
dengarlah, adinda
desis embun menimpa kelopak bunga
adinda,
malam tergagap dalam gelapnya
bintang-bintang suram tenggelam dalam lautan awan
tiba-tiba dingin merasuki celah poriku
meregang tubuhku kedinginan
seperti juga tubuhmu yang beku
namun kita tak dapat lagi berdekapan
akh,
serasa kau semakin jauh
di sini, aku sepi sendiri
sesaat lagi tengah malam kan tiba
sedang hujan di luar tak juga reda
seolah turut meratapi kepergianmu
lilin-lilin di kakimu telah suram cahayanya
kembali wangi bunga terhirup olehku
membuat darahku seolah membatu
aku tak kuasa lagi menatap wajah pucatmu nan ayu
sedang selimut tak mampu lagi memanaskan
tubuhmu
adinda,
hari esok tak kau jumpai lagi
terdengar sayup-sayup burung kuk kuk bernyanyi lagi
malam yang mengintip dari balik jendela
membuatku
meremang
kukecup keningmu
selamat malam adinda
1978
=MEDY LOEKITO=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar