Ular jang mendesis merisik, dengan warna kulit indah
mengedjarku, bahkan sampai dalam mimpi.
Berhenti! kataku. Dan ia menatap patuh, namun gelisah
Tiba-tiba kubatja: namamu terukir pada lidahnja yang terdjulur
merah.
=AJIP ROSIDI=
1971
Tidak ada komentar:
Posting Komentar