Selasa, 14 Juli 2015

FRAGMEN karya : Chairil Anwar

 

Tiada lagi yang akan diperikan? Kuburlah semua ihwal,

Dudukkan diri beristirahat, tahanlah dada yang menyesak

Lihat ke luar, hitung-pisah warna yang bermain di jendela

Atau nikmatkan lagi lukisan-lukisan di dinding pemberian

                                                            teman-teman kita.

atau kita omongkan Ivy yang ditinggalkan suaminya,

jatuhnya pulau Ikinawa. Atau berdiam saja

Kita saksikan hari jadi cerah, jadi mendung,

Mega dikemudikan angin

- Tidak, tidak, tidak sama dengan angin ikutan kita …

Melupakan dan mengenang –

 

      Kau asing, aku asing,

Dipertemukan oleh jalan yang tidak pernah bersilang

Kau menatap, aku menatap

Kebuntuan rahsia yang kita bawa masing-masing

Kau pernah melihat pantai, melihat laut, melihat gunung?

 

     Lupa diri terlambung tinggi?

 

Dan juga

diangkat dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain

mengungsi dari kota satu ke kota lain? Aku

sekarang jalan dengan 1 ½ rabu.

Dan

Pernah percaya pada kemutlakan soal …

Tapi adakah ini kata-kata untuk mengangkat tabir pertemuan

memperlekas datang siang? Adakah –

 

Mari cintaku

 

Demi Allah, kita jejakkan kaki di bumi pedat,

Bercerita tentang raja-raja yang mati dibunuh rakyat;

Papar-jemur kalbu, terangkan jalan darah kita

Hitung dengan teliti kekalahan, hitung dengan

teliti kemenangan. Aku sudah saksikan

Senja kekecewaan dan putus asa yang bikin tuhan juga turut tersedu

membekukan berpuluh nabi, hilang mimpi, dalam kuburnya.

Sekali kugenggam Waktu, Keluasan di tangan lain

Tapi kucampur baurkan hingga hilang tuju.

Aku bisa nikmatkan perempuan luar batasnya, cium

matanya, kucup rambutnya, isap dadanya jadi

gersang.

 

Kau cintaku

 

Melenggang diselubungi kabut dan caya, benda yang tidak menyata

Tukang tadah segala yang kurampas, kaki tangan tuhan –

Berceritalah cintaku bukakan tubuhmu di atas sofa ini

Mengapa kau selalu berangkat dari kelam ke kelam

dari kecemasan sampai ke istirahat-dalam-kecemasan;

cerita surya berhawa pahit. Kita bercerita begini –

 

Tapi sudah tiba waktu pergi, dan aku akan pergi

Dan apa yang kita pikirkan, lupakan, kenangkan, rahsiakan

Yang bukan-penyair tidak ambil bagian.

 



=CHAIRIL ANWAR=

(diterjemahkan dari puisi Conrad Aiken, Preludes to Attitude)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar