Aku memilih tanah
Tapi ayahku berang
Ia memberiku sungai,
“Datangi sumbernya di udik sana,
Yang mancur di antara akar dan batu-batu.”
Aku memilih arus
Tapi abang memberiku air
“Ikuti arusnya sampai muara,”
Suaranya menghentak jiwa.
Aku ragu saat kudengar suara ibu
Yang mana harus kupilih
Muara atau sumbernya.
“Kau harus pilih kehidupan,”
ibuku tersenyum sambil meraba cahaya harapan
Aku gagu melangkah di antara tasik dan pegunungan
Di manakah kehidupan?
Adikku berseru, “Kau harus pilih hati dan cinta
Sumber segala cahaya.”
Di antara enggan dan keinginan
Aku bertanya rumah cinta
Di mana?
“Yang bersih hanya kasih,”
Kakekku berkata menunjukkan benih
Aku tengadahkan dada
“Di sini?” aku menunjukkan kepala
“Bahagia selalu ada di dalam sepi dan ramai,”
Nenekku menimpali sambil membersihkan kuali
Adakah kehidupan berbiak di antara tungku
Di dasar nyala api?
Aku menyusuri segala mula jadi
Fajar di kaki: di mataku jalan panjang sekali!
=KORRIE LAYUN RAMPAN=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar