dan kemarin kulihat bayanganmu berdiri
mengelabui kabut
memanggil sunyi yang putih
seperti menanam jasadku
di tengah waktu tersuruk
tapi, masih saja kubuka peti matimu yang hitam itu
memesan rasa sedih tiada tara
kau memang
pernah bersamaku di sini:
bersetubuh
membuat anak-anak lewat tarikan nafas yang lengang
dan kita mengisinya dengan taman-taman kota
yang koyak oleh pembangunan
tapi, aku masih merasa heran:
mengapa kau biarkan tubuhmu
menjauhiku terlebih dulu?
"padahal sudah lama angin kembali,
menidurkan anak-anak kita yang dungu itu..."
barangkali usia-usia yang kerap
kau ceritakan dulu
hanyalah sebuah plaza:
tempat manusia
berjalan
dengan segala kemunafikannya
=INDRA TJAHYADI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar