Aku mendengar telingaku berbicara pada mulutku.
Sembunyikanlah ucapanmu dari lidahmu yang mengecap rasa manis
atau
pahitnya suguhan sahabat-sahabatmu.
Jika kau tak mampu menuturkannya dengan kata-kata manis,
maka kau lebih baik diam.
Karena sesungguhnya Nasehatmu yang sebenarnya adalah
menasehati untuk menilai dirimu sendiri.
Kemudian aku pun melihat mataku seolah meremehkan pandangannya
pada tanganku yang tengah menari,mengukir tulisan.
Sorotnya memancarkan kesombongan dan ketajamannya membangkitkan kebencian,
sementara kelopaknya hanya menyembunyikan pengakuan dusta belaka.
Hanguskanlah hinaanmu pada yang lain,
sebab ketika kau menjaga kehormatan orang lain,niscaya demikianlah kehormataanmu akan terjaga
dan terjauhkan dirimu dari hinaan itu sendiri yang akan melumatmu
seperti api menghabiskan kayu bakar.
Adakah kau memiliki cahaya matahari,duhai mataku?
Seru hatiku dalam ketakutannya.
Apakah tubuhmu merasa puas dengan sutra yang memelukmu
dan untaian mutiara yang melingkari rambutmu?
Lirih pikiranku berbisik.
Selain amal pahala dan dosa dalam peti-peti kesaksian kau tak memiliki apapun dalam dirimu.
Hendaklah kau mengerti bahwasannya akal tertinggi ialah menasehati dirimu sendiri
dengan kebenaran Tuhan
dan sedikitpun celah pintu surga tak akan kau lihat apabila kau hidup sebagai jiwa
yang dungu suka mengadu domba.
=RAMADHAN AL FATIH=
( Beberapa kalimat Bersumber dari ; Haditz-haditz Nabi Muhammad . SAW yang telah banyak menginspirasi saya dalam menulis ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar