Gemuruh berlaga, bumi mendiang resah
Mendung berpapas legam, mencakar sunyi malam
Selarik hasrat terkulai dikisi dinding kusam
Meronta tak pasti diantara gugusan hari patah
Mengeja bayangan pasir yang terhembus angin
Melayang tak pasti dibatas hamparan langit dan tanah
Sekelumit nada menjadi kian rancu digenggaman langkah
Memekak merdu, kadang merayu menikam jantung
Menghunuskan ujung kembang dari balik bilah tajam tersembunyi
Selagi dendang menggemai elok tarian lengan lentik purwa
Seperti wajah kematian yang mengiringi malam perkawinan rembulan
Dibibir gemintang malam berpapas gerimis
Langkah jiwaku tertatih disela limbung dan tegak
Mengeja sebaris makna kegelapan yang tiada pernah terkuak
Meski ujung senyum kerap terjamah tarian jemari kasat
Dan aku terus melangkah bagaikan raut purwa sang petang
Yang tak pernah tersapa oleh rembulan dan matahari
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar