selembar bekas pelukan
jadi kenangan di dinding
satu malam
dikurangi tiga jam
sungai telah tumbuh di sini
dari matamu yang pedih
seperti membentang air
dan aku ingin sekali membasuh
mencatat lagi satu nama
sebagai daftar menu
selembar bekas ciuman
jadi sungai di dinding
satu malam
dikurangi beberapa waktu
berkeliling kota
mencari persinggahan
dan dari bibirmu
seperti membentang lautan
membuat rinduku berenang
meski akhirnya terhalang
mercu berlampu merah
“kalau cuaca tak ramah
baiknya menepi di pantai,
dan lepaskan pegangan
sehabis menulis kenangan,”
bisikku sambil merenggang
lalu meninggalkan malam
catatlah namaku
juga aroma tubuhku
karena malam nanti
aku sudah lupakan
segala perjalanan
--juga persinggahan--
sepertiga malam
dikurangi beberapa menit
oleh kebimbangan:
kau sudah rasakan
gerimis mulai datang
sejak kita susuri malam
meninggalkan keramaian
untuk mencapai sepi
selembar bekas pelukan
jadi sungai di dinding
Jakarta 14/9-Lampung, 20/9/2005
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar