“kita ditakdirkan
untuk berjumpa
lalu saling lupa
dan mencakar-cakar
setiap kali bertemu
di lain waktu,” katamu
melepas penutup kepala
yang menyimpan
rahasia rambutmu
seperti kaujanjikan
saat angin sampai
malam hari
rahim kebiri
bibir yang berlumut
bahwa kita harus
berjumpa jika
waktu longgar
“tapi, kumohon jangan
sentuh rambutku
yang sejak kanak
sudah cabik,” bisikmu
aku mengangguk,
juga tubuhmu yang lain
tak akan menggodaku:
“aku akan jaga malam
dari ibu segala peri
yang hendak kawin,”
jawabku
sebab ini malam
bukan milik kita
semata,
kecuali sesaat datang
setelah itu hilang
sampai pagi
mengantar kembali
napas kita
bersama matahari
yang memancar
di matamu
- fajar!
(kini lindungi rambutmu
yang sejak kanak luka
dari tajam hari)
20-21 September 2005
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar