Sampai ke rumahmu—sampai ke ranjangmu,
kehilangan itu bahkan tetap membuntuti.
Seluruh sinyal (yang disembur masa kemudian) melikur,
mencangkul balik tiap kenangan.
Setiap … aih, sampai ke tidurmu—sampai ke dengkurmu,
kepedihan itu bahkan terus menguliti.
Mimpimu (yang benamkan akar dalam dagingku) meruap,
Menguap lesap ke lorong gelap.
Setiap … aih, auman angin itu:
Mengulangmu, mengulangku.
=GUS T. F.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar