Kamis, 01 Oktober 2015

HUJAN JULI YANG DINGIN karya : Alexander Robert Nainggolan

Sepanjang hari,

Juli tertempa hujan.

Dingin abadi di jalanan,

sementara orang-orang melangkah dalam puasa yang teduh,

atau menanti siapa yang kelak jadi presiden.

Hujan merantau di seluruh ruangan, merebut segala bayangan angin.

Kaca-kaca berembun, kenangan membasah, airmata terus berjatuhan.

Tubuh-tubuh berdesakan, mencari payung atau sekadar mantel hangat.


Aku merapat ke masalalu, yang selalu saja buntu.

Melangkah di antara genangan luka yang lama membatu.

Juli terus membasah, di tiang-tiang listrik.

Cemeti sunyi merebak, menapak tanpa jejak diusap air.

Mengalir dari setiap pangkal kesedihan.

Hujan belum juga berhenti.

Dan kerumun orang masih menepi, bercanda dengan degup waktu yang makin nampak di dada.

 


Juli 2014
=ALEXANDER ROBERT NAINGGOLAN=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar