Badai menyelusup, membawa perih kembali menepi
Melaburi palung rasa di kisi jendela jiwa
Bagai lukisan bayang kelam menggantung tanpa bingkai
Membercak pada dinding, seperti noktah kegelapan
Hingga tersamar kemilau dipeluk legamnya
Dia yang bernama duka, bertandang tanpa menyapa
Bahkan tiada hembus sapa mengiringi desirnya
Menjelma dalam kenangan rusuh
Membekas disela puing puing runtuh tonggak mimpi
Mencatatkan aksara rapuh disetiap buih rindu terkuak
Dan tak henti menggores rasa disetiap keluh
Gerhana kian menggelap pengap
Mengunci tabir senyum kepadanan kelu
Tak ada lagi kidung yang tersisa dari jejak silam
Hanya desahan elegi yang luruh dari ujung kenangan
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar