di bawah pohon depan rumahmu
aku janji suatu nanti akan kembali
dan menjemputmu. waktu itu
bulan mencatat, langit mengecat
sementara kau tak sempat berucap
“tubuhku gigil,
lantaran sepi yang dekil,” kataku.
tak kugenggam tanganmu
sebab aku tak ingin
kehilangan aroma tubuh,
dan peluh ibu yang bertahun-tahun
mendekap selalu menyusuiku
telah jadi warna ciumanku
aku tak mau tergoda
hanya untuk memelukmu
sedekap sekejap
betapa pun wangimu
peluh ibu
amatlah wangi
alamatku nanti!
Juni-November 2004
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar